Sejarah Singkat Samudera Pasai
perkembangan-sejarah.blogspot.co.id/.../sejarah-singkat-kerajaan-samudera-pasai
Kerajaan Samudra Pasai muncul pada abad ke 13 Masehi ketika Kerajaan
Sriwijaya hancur. Kerajaan ini didirikan oleh Malikussaleh, merupakan
kerajaan yang kaya dengan penduduknya yang banyak. Kota Kerajaan di
sebut Pasai, sekarang ini letaknya di Desa Beuringen Kec. Samudera
Geudong Kab. Aceh Utara Provinsi Aceh. Wilayah Kekuasaan Kesultanan Pase
(Pasai) pada masa kejayaannya sekitar abad ke 14
terletak di daerah yang diapit oleh dua sungai besar di pantai Utara Aceh,
yaitu sungai Peusangan dan sungai Jambo Aye, jelasnya Kerajaan Samudra
Pasai adalah daerah aliran sungai yang hulunya berasal jauh ke pedalaman
daratan tinggi Gayo Kab. Aceh Tengah.
Karena letak Kerajaan Pasai pada aliran lembah sungai membuat tanah
pertanian subur, padi yang ditanami penduduk Kerajaan Islam Pasai pada
abad ke 14 dapat dipanen dua kali setahun, dalam berikutnya Kerajaan ini
bertambah makmur dengan dimasukkannya bibit tanaman lada dari Malabar.
Selain hasil pertanian yang melimpah ruah di dataran rendah, di dataran
tinggi (daerah Pedalaman juga menghasilkan berbagai hasil hutan yang di
angkut ke daerah pantai melalui sungai. Hubungan perdagangan penduduk
pesisir dengan penduduk pedalaman adalah dengan sistem barter
Dengan munculnya pusat politik dan perdagangan baru di Malaka pada abad
ke 15 adalah faktor yang menyebabkan Kerajaan Samudra Pasai mengalami
kemunduran. Hancur dan hilangnya peranan Pase dalam jaringan antar
bangsa, yaitu ketika suatu pusat Kekuasan baru muncul di ujung barat
pulau Sumatera yakni Kerajaan Aceh Darussalam pada abad ke 16.Pasai
ditaklukan dan di masukkan ke dalam wilayah Kekuasaan Kerajaan Aceh
Darussalam oleh Sultan Ali Mughayat Syah dan Lonceng Cakra Donya hadiah
dari Raja Cina untuk Kerajaan Islam Samudra Pasai dipindahkan ke Aceh
Darussalam (sekarang Banda Aceh). Namun demikian dari perjalanan sejarah
Pasai antara akhir abad ke 13 sampai awal abad ke 16 memang menunjukkan
Kerajaan Samudra Pasai muncul dan berkembang. Runtuhnya kekuatan
Kerajaan Pasai sangat berkaitan dengan perkembangan yang terjadi di luar
Pasai itu sendiri, tetapi lebih di titik beratkan dalam kesatuan zona
Selat Malaka walaupun Kerajan Islam Samudra Pasai berhasil ditaklukan
oleh Sultan Asli Mughayat Syah, namun peninggalan dari Kerajaan ini
masih banyak dijumpai sampai saat ini di abad ke 21.
Pada tahun 1913, 1915, J.J. De Vink bangsa Belanda telah mengadakan
inventarisasi di bekas peninggalan Kerajaan Islam Samudra Pasai dan pada
tahun 1937 di pugar beberapa makam di Samudra Pasai oleh Pemerintah
Belanda kemudian pada tahun 1972,1973 dan tahun 1976 Peninggalan
Kerajaan Samudra Pasai di Kec. Samudera Geudong Kabupaten Aceh Utara
telah di inventarisasi oleh Direktur Jendral Kebudayaan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan milik pemerintah Republik Indonesia. Pada
umumnya tulisan pada makam tersebut belum diteliti seluruhnmya dan hal
ini perlu penelitian lebih lanjut oleh generasi sekarang. Berbagai
peninggalan sejarah berupa situs makam para raja yang hingga saat ini
penduduk disekitar makam Sultan Malikussaleh sering mendapat mata uang
emas (dirham) keramik, gelang mata delima yang umumnya ditemukan oleh
petani tebat, saat meraka menggali tebat di sekitar kawasan tersebut.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar