10 Fakta Mengenai Mimpi yang Patut Diketahui
http://www.kolomsehat.com/10-fakta-mengenai-mimpi-yang-patut-diketahui/
Ada banyak penelitian mengenai mimpi yang dikaitkan dengan kesehatan mental dan fisik. Berikut adalah beberapa fakta mengenai mimpi yang dilansir dan diinterpretasikan dari beberapa referensi, dengan referensi utama goodhousekeeping.com. Fakta-fakta ini dikumpulkan dari berbagai hasil penelitian para ahli. Beberapa dari anda mungkin akan memiliki ketidaksetujuan pada pandangan di dalam fakta-fakta tersebut. Namun demikian, masihlah pantas untuk menyimak hingga selesai.
#1 Anda bermimpi sepanjang tidur, tidak hanya pada kondisi tidur REM (rapid eye movement).
Selama ini, diyakini bahwa kondisi dimana seseorang bermimpi terjadi pada saat REM, atau kondisi dimana seseorang tidur dengan mata bergerak. Mimpi dalam kondisi REM cenderung lebih jelas dan tidak nyata. Mimpi dalam kondisi REM biasanya terjadi pada paruh malam kedua.
Jika anda bermimpi melompat keluar dari pesawat terbang, atau tiba-tiba melihat roket di sekitar anda, kemungkinan besar itu adalah mimpi REM. (Jerry Siegel, profesor Psikiatri dan direktur Pusat Penelitian Tidur UCLA).
Mimpi bisa terjadi sepanjang tidur, dan anda bisa mengingat apa yang terjadi di dalam mimpi meskipun tidak dalam kondisi keutuhan yang sama. Mimpi yang terjadi pada tahap ketiga atau keempat pada awal malam biasanya cenderung biasa, atau hal-hal yang berkaitan dengan diri kita secara alamiah.
#2 Anda dapat mengingat mimpi jika terbangun pada saat mimpi masih berlangsung.
Hal yang paling menentukan seseorang untuk bisa mengingat suatu mimpi adalah jika dia terbangun pada saat mimpi itu masih terjadi (Mark Mahowald, Sekolah Kedokteran Minnesota). Jika anda tidak terbangun di tengah-tengah mimpi, kemungkinan untuk bisa mengingat isi mimpi tersebut sangat kecil. Dalam kondisi tidur, memori mimpi terhapus dengan sendirinya.
#3. Makanan pedas dapat meningkatkan kemampuan mengingat mimpi, termasuk mimpi buruk.
Makanan pedas dapat menyebabkan anda terbangun di tengah-tengah tidur. Tentu makanan ini sama sekali tidak berkaitan dengan proses terjadinya mimpi, namun berkaitan dengan upaya untuk mengingat mimpi. Untuk bisa mengingat mimpi, anda harus terbangun, setidaknya dalam beberapa menit (Mahowland). Ketidakmampuan mengingat mimpi pada saat tidur disebabkan oleh kondisi dimana otak kita tidak mampu mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang pada saat tidur (Lisa Medalie, spesialis perilaku tidur Universitas Chicago). Jadi, jika anda bisa mengingat suatu mimpi dengan baik, itu berarti ada kondisi dimana anda terbangun beberapa saat meski tidak sepenuhnya disadari.
#4. Anda mampu mengubah mimpi buruk!
Banyak ahli terapi meyakini bahwa sangatlah mungkin “menulis ulang skenario” mimpi. Sebagai contoh, Orang yang menderita gangguan stresspasca trauma bisa melatih diri sendiri untuk mengetahui kapan mereka berada dalam kondisi mimpi (Ursula Voss, profesor psikologi Universitas Frankfurt). Beberapa pasiennya berhasil membuktikan teorinya tersebut. Mereka menggunakan gelang pada saat hendak tidur. Jika kemudian mereka berada dalam sebuah situasi dimana gelang tersebut tidak berada di tangan mereka, mereka tahu itu adalah mimpi. Mereka kemudian mencari “sesuatu yang janggal dan mengerikan” di dalam mimpi mereka, lalu mencoba mengubah skenario mimpi tersebut.
Shelby Harris, direktur pengobatan perilaku tidur di Pusat Pengobatan Montefiore, NY, menggunakan “terapi latihan tamsil (imagery)” di dalam prakteknya. Dia mendorong pasiennya untuk membayangkan sebuah skenario baru saat mimpi buruk terjadi. Seorang pasiennya terus-menerus bermimpi dikelilingi oleh hiu di tengah lautan dan hampir tenggelam. Dia kemudian berhasil mengubah kumpulan hiu tersebut menjadi lumba-lumba.
#5 Otak terus bekerja keras saat anda tidur dan bermimpi
Kondisi tidur REM bukanlah saat dimana otak beristirahat. Otak dirangsang untuk bekerja hingga tingkat tertinggi pada saat bermimpi. Rangsangan itulah yang menghasilkan perumpamaan atau tamsil mimpi. Kemudian, otak bertugas memahami apa yang sedang dilihat di dalam mimpi tersebut. Ketika kita terbangun, kita melihat tampilan dunia nyata, sedangkan saat kita tidur, kita melihat tampilan mimpi. Di sinilah, otak berusaha memahami tampilan acak dari penglihatan, suara, dan ide-ide yang tersampaikan. Otak kemudian membangun mimpi ini keluar dari tamsil, seolah seperti dunia nyata. Namun demikian, ketika kita terbangun, otak kembali menerima tampilan dunia nyata apa adanya (Mahowland). Kondisi dimana otak tidak bisa “kembali ke dunia nyata” kemudian bisa menyebabkan berbagai gangguan mental dan bisa berimbas ke fisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar